11.31

WHO IS THE NEXT LEADER???


PERSEKUTUAN DOA
Can't live without you

HARI/TANGGAL : KAMIS, 19 MARET 2009
PUKUL : 16.00 WIB
TEMPAT : RUANG 405

PEMILIHAN KETUA

*Contact Person : Alpan Wijaya '50 (08153191343)



Powered by Alpan Wijaya (KETUA PD)


00.15

Tema : Ketika Tuhan Turut Bekerja…

Syaloom…

Kami mengundang teman-teman untuk berkumpul bersama pada
Selasa, 3 Februari 2009, Pk.16.00,
Ruang ......
- Ujud khusus untuk kesuksesan mid exam &
- Penyambutan batch 51
Marilah kita bersama-sama merasakan karya Tuhan dalam persekutuan ini. Kehadiran teman2 semua sangat kami harapkan.

-Pengurus-

06.22


SELAMAT ULANG TAHUN KE 26

(25 JANUARI 1982 -25 JANUARI 2008)

MR. ROBBY HASMAN (Regular Class, Batch 47)

We wish you great success and happiness for the year ahead.

Have a wonderful day,
PERSEKUTUAN DOA MM UGM

09.32


*SELAMAT TAHUN BARU IMLEK 2560*

05.48

Tuhan Pernah Berbisik

"Tuhan pernah berbisik"

Ketika aku kirimkan padamu seorang teman, Aku tidak memberikan sesorang yang
sempurna karena engkaupun tak sempurna.
Aku mempertemukanmu dengan
teman-teman yang sama dengan mu, sehingga kalian dapat saling mengisi,
berbagi dan bertumbuh bersama.

Jika kamu memancing ikan, ketika ikan itu terikat di mata kail, hendaklah
angkat dan jagalah ia dengan baik. Janganlah sesekali kamu lepaskan ia
begitu saja.... Karena ia akan sakit oleh karena ketajaman mata kailmu.
Begitulah juga dalam kehidupan. Janganlah kamu banyak memberi banyak
pengharapan kepada seseorang, bila memang rasa itu tak pernah ada.

Ketika kamu menyukai seseorang dan ia mulai menyayangimu, hendaklah kamu
bisa menjaga hatinya. Janganlah sesekali kamu meninggalkannya
begitu saja. Karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin
tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingat... ..

Jika kamu menadah air biarlah berpada, jangan terlalu mengharap pada
takungannya dan janganlah menganggap ia begitu teguh, tapi cukupkan sebatas
apa yang kamu perlukan. Karena bila sekali ia retak, akan sukar bagimu untuk
menjadikannya kembali seperti semula. Akhirnya kamu akan kecewa dan ia akan
dibuang.

Begitu juga jika kamu memiliki seseorang, terimalah seadanya.
Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu
istimewa. Anggaplah ia manusia biasa. Sehingga apabila sekali ia melakukan
kesilapan maka akan lebih mudah bagi kamu untuk menerima ketidak
sempurnaannya dan memaafkannya. Berbagilah kasih, berusahalah
saling menerima dan peliharalah sifat mudah memaafkan, dengan demikian
persahabatan menjadi lebih indah.

Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi yang pasti baik, putih dan sehat
untuk dirimu, mengapa kamu harus berlengah dan mencoba mencari makanan yang
lain ? Begitu juga ketika kamu bertemu dengan seorang yang membawa kebaikan
kepada dirimu, menyayangimu, mengasihimu dengan tulus dan sepenuh hati,
mengapa kamu harus berlengah membandingkannya dengan yang lain?.
Ingatlah, jangan pernah mengejar kesempurnaan, karena kelak, kamu akan
kehilangan yang terbaik yang sudah kau raih dan kamu akan menyesal.

Ya Tuhan, terima kasih bisikan indahmu. Aku mohon ya Tuhan, ketika aku
menyukai seorang teman, tolong ingatkanlah aku bahwa di dunia ini tak akan
pernah ada sesuatu yang abadi. Pada masanya, segala s
dan mencoba esuatu itu pasti akan
berakhir. Sehingga ketika seseorang meninggalkanku, aku akan tetap kuat dan
tegar karena aku bersama Yang Tak Pernah Berakhir, yaitu cinta mu ya
Tuhan...

Orang bijak berucap Mencintai seseorang adalah keharusan. Dicintai seseorang
adalah kebahagiaan. Tapi dicintai oleh Sang Pencinta adalah segalanya

05.45

Kisah Empat Pendekar Sakti

kisah klasik tentang seorang sakti dengan ketiga muridnya. Saat
kesaktian para muridnya sudah sangat tinggi, sang guru tahu bahwa dia
harus segera pergi. Untuk itu dia harus mempercayakan perguruannya
kepada penerusnya. Setelah itu, Sang Guru akan memasuki tahap akhir
dari misi hidupnya, yaitu; pergi melanglangbuana. Pertanyaannya
adalah; kepada siapa dia harus memberikan kepercayaan itu? Ketiga
muridnya sama-sama sakti. Sama-sama baik. Dan sama-sama hebat.
Akhirnya, Sang guru memutuskan untuk memberikan tiga jenis ujian.

Ujian pertama menjatuhkan sebutir telur dari puncak tebing menimpa
batu cadas, namun telur itu tidak pecah. Ini tugas yang paling
gampang. Kedua, mengosongkan air di telaga dengan menggunakan jari
telunjuk. Tentu yang ini agak sulit. Dan yang ketiga, membuat ukiran
hati masing-masing pada lempengan besi hanya dengan menggunakan
tatapan mata. Pastilah tantangan ketiga ini yang paling sulit
dilakukan. Sedangkan untuk meneyelesaikan semua tantangan itu, mereka
hanya diberi waktu selama tiga hari. Barangsiapa bisa menyelesaikan
ujian itu; maka dia mendapatkan warisan perguruan beserta seluruh
aset yang ada didalamnya.

Dihari yang ditentukan, para murid menghadap Sang Guru. Lalu Sang
Guru memberi kesempatan kepada murid pertama untuk menunjukkan semua
yang sudah dilakukannya. Dia membawa telur ayam itu dalam keadaan
utuh, sedangkan batu cadas yang tertimpa hancur berantakan. Pastilah
dia memiliki ilmu gingkang yang sangat tinggi sehingga bisa
dipindahkan kepada sebutir telur. Lalu, dia menunjukkan telaga yang
kering kerontang. Tak setetes pun air yang masih tersisa didalamnya.
Membuktikan bahwa dia bisa melakukan pekerjaan besar hanya dengan
menggunakan telunjuknya. Kemudian, dia menyerahkan sebongkah besi
baja yang berukir hati dengan ukuran yang sangat besar. Ini
membuktikan bahwa tatapan matanya begitu kuat sehingga baja sekalipun
tunduk kepadanya.

Sang Guru kemudian berkata; "Muridku, ukuran hati kamu begitu
besarnya. Mengapa bisa demikian?"
"Guru," sang murid sakti menjawab, "saya memiliki kebesaran hati
untuk menjalani segala sesuatu dalam hidup ini." lanjutnya. "Saya
tidak gentar menghadapi apapun. Karena saya yakin bahwa saya bisa
menyelesaikan segala sesuatu dengan baik." Dia menjelaskan dengan
semangat yang berapi-api. Sangat terasa aura kebesaran hati yang
dipancarkannya.

Murid kedua mendapatkan gilirannya. Dia menunjukkan semua bukti
kesaktiannya, seperti murid pertama. Namun, ukiran hati dalam
lempengan besi itu ukurannya sangat kecil sekali, hingga nyaris tidak
kelihatan. Sang guru bertanya;"Muridku, aku lihat ukuran hati kamu
sebegitu kecilnya. Mengapa bisa demikian?"

"Guru," jawab sang murid sakti, "ciut hati saya jika harus melakukan
suatu keburukan. Saya sangat takut kalau harus melakukan hal-hal yang
melanggar norma dan etika." Lanjutnya. "Saya tidak memiliki cukup
keberanian untuk mempertaruhkan kehormatan." Dia menjelaskan dengan
mata berkaca-kaca. Sangat terasa aura kerendahan hati yang
dipancarkannya.

Lalu, tibalah giliran murid ketiga. Dia membawa telur utuh, dan batu
karang yang hancur lebur. Dia juga menunjukkan lempengan baja yang
berlubang membentuk hati. Namun, ketika ditanya tentang telaga, sang
murid menjawab; "maaf guru, saya tidak mengosongkan telaga itu,"
katanya. "Mengapa?" begitu Sang Guru bertanya.

Sang Murid mengatakan bahwa setelah berhasil menyelesaikan tugas
paling mudah – menjatuhkan telur diatas batu cadas – dia berpikir
untuk langsung menyelesaikan tugas yang paling sulit, yaitu; mengukir
hati pada lempengan besi hanya dengan menggunakan tatapan mata.
Sebab, jika tugas paling mudah dan paling sulit bisa dituntaskan,
pasti tugas yang sedang-sedang saja bisa terselesaikan. "Tetapi,"
kata Sang Guru, "Kamu tetap harus membuktikannya terlebih dahulu."

"Benar, Guru," jawab sang murid. "Semula saya berpikir untuk
mengeringkan telaga itu. Tetapi," lanjutnya. "Setelah membuat lubang
tembus pandang berupa hati dibesi itu; seolah saya bisa memasukinya,
dan tiba-tiba saja saya merasakan hati saya berbicara." katanya.

"Apa yang dikatakan oleh hatimu?" tanya Sang Guru.
Sang murid menceritakan bahwa ukiran hati pada baja itu
berkata; "Setelah ujian paling sulit kamu taklukan, pastilah kamu
bisa menyelesaikan ujian yang lebih mudah. Tetapi, jika kamu
menyelesaikan ketiga ujian itu, maka kamu berubah menjadi sombong,"
katanya. "Saya tidak ingin hati ini berubah menjadi sombong,"
lanjutnya. "Jadi, saya memutuskan untuk tidak mengeringkan telaga
itu."

"Aku mengerti," kata Sang Guru. "Namun, tahukah kamu bahwa tidak
melakukannya berarti kehilangan kesempatan untuk mendapatkan warisan
perguruan?" Sang murid mengangguk. Dia menerima konsekuensi atas
keputusannya. "Bukankah kamu tahu bahwa mewarisi perguruan ini
merupakan dambaan semua orang?" Sang Guru meyakinkan. Sang murid
kembali mengangguk. "Bukankah dengan mewarisi perguruanku, kamu akan
mempunyai kedudukan tinggi dan dihormati?" Lanjut Sang Guru. Sang
murid tetap pada keputusannya; melepaskan kesempatan memiliki
perguruan itu.

Lalu, Sang Guru membagi dua perguruan itu. Setengahnya diberikan
kepada muridnya yang memiliki ukuran hati besar. Diperguruan itu,
kemudian dia mengajarkan tentang optimisme, semangat pantang
menyerah, dan kebesaran hati. Setengahnya lagi diberikan kepada
muridnya yang mempunyai ukuran hati sangat kecil. Diperguruan itu,
kemudian dia mengajarkan tentang menjaga kehormatan, menjauhi
keburukan, dan memupuk kerendahan hati. Itulah sebabnya, mengapa
sangat mudah bagi kita untuk menemukan guru yang mengajarkan tentang
kebesaran hati. Juga mudah untuk menemukan guru yang mengajarkan
tentang kerendahan hati. Dari kedua perguruan itu, orang-orang
kemudian belajar berjiwa besar dan menjaga kesucian diri. Lalu
menggabungkan kedua sikap itu untuk menjadikan dirinya; manusia
berkemampuan tinggi yang memiliki budi pekerti.

Muridnya yang ketiga? Dia tidak mendapatkan sedikitpun dari warisan
perguruan. Sebab, setiap orang harus menerima konsekuensi atas
tindakan dan keputusan yang diambilnya. Namun, dari semua yang sudah
dilakukannya, dia mendapatkan hadiah lain; Sang Guru membawanya pergi
melanglangbuana. Itulah sebabnya, guru yang membimbing kita cara
membaca isyarat hati; tidak selalu mudah dicari. Karena, guru seperti
itu jarang menetap. Mereka melanglangbuana. Menjelajah hidup. Dan tak
terikat ruang dan waktu. Namun, ketika hendak pergi, Sang Guru
berkata kepada kedua murid pewaris perguruannya; "Meskipun tak
kelihatan, namun kami tetap berada didalam hatimu." Katanya. "Jika
kalian ingin menemui kami, maka kalian tahu dimana harus
mencari...." Lalu, kedua orang sakti itu memudar. Menyatu dengan
udara. Kemudian terbang bersama angin. Mereka pergi
melanglangbuana. ....

Catatan Kaki:
Hati itu seperti prasasti. Hanya berguna bagi mereka yang bersedia
membaca isyarat, dan menerima nasihat.

05.42

Menghargai Orang Lain

Dikisahkan, di sebuah pesta perpisahan sederhana pengunduran diri seorang direktur. Diadakan sebuah sesi acara penyampaian pesan, kesan, dan kritikan dari anak buah kepada mantan atasannya yang segera memasuki masa pensiun dari perusahaan tersebut.

Karena waktu yang terbatas, kesempatan tersebut dipersilahkan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Diantara pujian dan kesan yang diberikan, dipilih dan dibingkai untuk diabadi kan kemudian dibacakan di acara tersebut, yakni sebuah catatan dengan gaya tulisan coretan dari seorang office boy yang telah bekerja cukup lama di perusahaan itu.

Dia menulis semuanya dengan huruf kapital sebagai berikut, "Yang terhormat Pak Direktur. Terima kasih karena Bapak telah mengucapkan kata "tolong", setiap kali Bapak memberi tugas yang sebenarnya adalah tanggung jawab saya. Terima kasih Pak Direktur karena Bapak telah mengucapkan "maaf", saat Bapak menegur, mengingatkan dan berusaha memberitahu setiap kesalahan yang telah diperbuat karena Bapak ingin saya merubahnya menjadi kebaikan.

Terima kasih Pak Direktur karena Bapak selalu mengucapkan "terima kasih" kepada saya atas hal-hal kecil yang telah saya kerjakan untuk Bapak.Terima kasih Pak Direktur atas semua penghargaan kepada orang kecil seperti saya sehingga saya bisa tetap bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan kepala tegak, tanpa merasa direndahkan dan dikecilkan. Dan sampai kapan pun bapak adalah Pak Direktur buat saya. Terima kasih sekali lagi. Semoga Tuhan meridhoi jalan dimanapun Pak Direktur berada. Amin."

Setelah sejenak keheningan menyelimuti ruangan itu, serentak tepuk tangan menggema memenuhi ruangan. Diam-diam Pak Direktur mengusap genangan airmata di sudut mata tuanya, terharu mendengar ungkapan hati seorang office boy yang selama ini dengan setia melayani kebutuhan seluruh isi kantor.

Pak Direktur tidak pernah menyangka sama sekali bahwa sikap dan ucapan yang selama ini dilakukan, yang menurutnya begitu sederhana dan biasa-biasa saja, ternyata mampu memberi arti bagi orang kecil seperti si office boy tersebut.
Terpilihnya tulisan itu untuk diabadikan, karena seluruh isi kantor itu setuju dan sepakat bahwa keteladanan dan kepemimpinan Pak Direktur akan mereka teruskan sebagai budaya di perusahaan itu.

Pembaca Yang Budiman,
Tiga kata "terimakasih, maaf, dan tolong" adalah kalimat pendek yang sangat sederhana tetapi mempunyai dampak yang positif. Namun mengapa kata-kata itu kadang sangat sulit kita ucapkan? Sebenarnya secara tidak langsung telah menunjukkan keberadaban dan kebesaran jiwa sosok manusia yang mengucapkannya. Apalagi diucapkan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya.

Pemimpin bukan sekedar memerintah dan mengawasi, tetapi lebih pada sikap keteladanan lewat cara berpikir, ucapan, dan tindakan yang mampu membimbing, membina, dan mengembangkan yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam mencapai tujuan bersama.

Tentu bagi siapapun kita perlu membiasakan mengucapkan kata-kata pendek seperti terima kasih, maaf, dan tolong dimana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun kita berhubungan. Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.

Oleh : Andrie Wongso

* * *

Romo Paskalis pernah memberikan sesi singkat di klinik Melliderma: Menu khusus yang harus kami sediakan setiap hari, kepada setiap pelanggan adalah : S ToMaT [baca: es tomat] : Senyum, Tolong, Maaf dan Terima kasih. S ToMaT ini juga mengandung antioksidan yang baik untuk kita lho... menangkal radikal bebas 'emosi' tidak membuat stress, he he.. he..


18.46

Kesempatan & Pilihan

Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan..
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan.. .
Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itupun adalah kesempatan..

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan...
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya, daripada pasanganmu, Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan...
Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi Cinta sejati yang abadi adalah Pilihan.... Pilihan yang kita lakukan...


Berbicara tentang pasangan jiwa, Ada suatu kutipan yang mungkin sangat tepat :
"... Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil.. "
Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang Yang diciptakan hanya untukmu..
Tetapi tetap berpulang padamu, Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya atau tidak...
Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan..
Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai, TETAPI untuk... Belajar mencintai orang yang tidak sempurna, Dengan cara yang sempurna...^ ^

While you are reading this page, if someone appears in your mind, then.. " You Are In Love With That Person..." (unknwon).

18.36

Dosa-Dosa Kecil

Dua orang pendosa mengunjungi hamba Tuhan yang bijak dan meminta nasehatNya.

"Kami telah melakukan suatu dosa," kata mereka dan suara hati kami terganggu.

"Apa yang harus kami lakukan ?" "Katakanlah kepadaku, perbuatan-perbuatan salah mana yang telah kamu lakukan, Anakku," kata hamba Tuhan tersebut.


Pria pertama mengatakan ,"Saya melakukan suatu dosa yang berat dan mematikan."


Pria kedua berkata,"Saya telah melakukan beberapa dosa ringan, yang tidak perlu dicemaskan."


"Baik," kata hamba Tuhan tersebut, "Pergilah dan bawalah kepadaku sebuah batu untuk setiap dosa yang telah kamu lakukan !".


Pria pertama kembali dengan memikul sebuah batu yang amat besar. Pria kedua dengan senang membawa satu tas berisi batu-batu kecil.


"Sekarang," kata hamba Tuhan tersebut, "Pergilah dan kembalikan semua batu itu tepat dimana kamu telah menemukannya!".


Pria pertama mengangkat batu besar itu dan memikulnya kembali ke tempat dimana ia telah mengambilnya. Pria kedua tidak dapat mengingat lagi tempat dari setengah jumlah batu yang telah diambilnya, maka ia menyerah saja dan membiarkan batu-batu itu berada didalam tasnya. Katanya, "Itu pekerjaan yang sulit."


Dosa itu seperti batu-batu itu, kata hamba Tuhan bijak tersebut, Jika seseorang melakukan suatu dosa berat, hal itu seperti sebuah batu besar dalam suara hatinya, tetapi dengan penyesalan yang sejati, memohon ampun dan mengakui Nama Tuhan, maka kesalahannya diampuni seluruhnya oleh Tuhan.


Tetapi pria yang terus menerus melakukan dosa-dosa ringan dan ia tahu itu salah, namun semakin membekukan suara hatinya dan ia tidak menyesali sedikitpun, maka ia tetap sebagai seorang pendosa. Ia sulit membuang batu-batu itu kembali ke tempatnya dan terus menerus membawanya seumur hidup.


"Maka ketahuilah,anak-anakku," nasihat hamba Tuhan itu, "Adalah sama untuk menolak dosa-dosa ringan seperti menolak dosa-dosa berat !"

19.59

Alasan Untuk Hidup

“Berikan aku satu, ya satu saja, alasan kenapa aku harus terus hidup.....” Rona wajahnya pucat. Dan kedua matanya sembab. Kupandang dia dengan hati yang ter-iris-iris.
“Berdoa, berdoa dan bermohonlah kepada Tuhan” Jawabku pelan.
Dia menghela nafas dan berkata: “Ah, sudahlah. Saya merasa bahwa Tuhan itu sudah tuli pada doa-doaku. Tuhan yang pernah bersabda: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan” toh tidak memberikan padaku apa yang kupinta.
Tuhan bahkan tak pernah membukakan pintu bagi diriku.” Lalu dia berdiri dan meninggalkan aku sendirian. Kekecewaan telah menjadi beban hidupnya. Kekecewaan telah menyatu dengan hidupnya.

Memang, kadang kita kalah dalam menghadapi hidup ini. Bahkan kalah dengan pahit. Ada satu cerita yang dituturkan oleh Leo Tolstoy (pengarang Rusia, 1828-1920) yang berjudul Tuhan Tahu tetapi menunggu. Dituturkan tentang nasib seorang saudagar yang telah difitnah merampok dan membunuh hingga dia harus dibui untuk kesalahan yang tidak dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman seumur hidup.
Pada akhir kisah, perampok yang sesungguhnya akhirnya mengakui perbuatannya tetapi toh tidak lagi berarti bagi saudagar itu karena akhir usianya telah tiba. Walau demikian, cerita tersebut masih tetap terasa berakhir bahagia.

Yesus sendiri bahkan harus menghadapi nasib yang lebih tragis. Dia difitnah serta didakwa melanggar hukum agama Yahudi dan karena itu harus dihukum mati dengan disalibkan. Seruannya dari atas salib, “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” tidaklah membuat Bapa datang membantunya sehingga akhirnya Yesus harus wafat. Tidakkah saat itu, jika kita sendiri yang mengalaminya, akan merasa betapa mengecewakannya hidup ini? Betapa sia-sianya meminta kepada Tuhan karena Tuhan telah tuli. Tuhan sering tidak datang saat kita mengharapkan kehadiranNya. Tetapi sungguhkah Tuhan itu telah tuli? Sungguhkah Tuhan bersikap masa bodoh dan tidak mau peduli pada harapan dan doa-doa kita? “Jadilah kehendakMU di atas bumi seperti di dalam surga.” Satu kalimat dari Doa Bapa Kami yang telah diajarkan oleh Yesus kepada kita semua. Dan sebagai orang katolik kita mendaraskan doa itu setiap saat. Tetapi mengapa hanya kehendak Bapa yang baik bagi diri kita saja, yang menyenangkan dan membahagiakan kita, membuat kita bersyukur?
Mengapa bila kita mengalami peristiwa yang membuat kita berduka, yang menyakitkan dan memedihkan kita, tidak mampu kita terima sebagai satu anugerahNya juga? Dan siapa yang pernah mengatakan bahwa hidup itu mudah?

Sesungguhnya hidup adalah suatu perjuangan diri. Suatu pertarungan mencari kebenaran. Dan kebenaran itu hanya dapat kita temukan dalam rasa sakit dan pedih. Dalam pergolakan jiwa melawan kepentingan diri kita sendiri. Hidup yang berjalan lancar, enteng dan lunak sesungguhnya bukanlah hidup yang nyata tetapi suatu impian semu.
Tulis Pengkhotbah : “segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar” adalah esensi kehidupan kita semua. Sebab kita tak pernah akan merasa puas menerima kenyataan. Dari situlah sumber kemajuan iman kita berasal. Bukan dari peristiwa yang menyenangkan tetapi dari rasa pedih menghadapi kesepian, duka dan ketidakberdayaan kita menerima kenyataan yang kita alami.

Ada satu sajak yang amat indah, ditulis oleh Rabindranath Tagore (penyair India, 1861-1941) dalam bukunya Gitanjali bab ke 79:
Janganlah aku berdoa agar diluputkan dari bahaya tetapi agar berani untuk menghadapinya.
Janganlah aku bermohon untuk dihindarkan dari kepedihan tetapi agar mampu menaklukkannya.
Janganlah aku mencari teman senasib dalam pergumulan hidup ini tetapi agar mampu berjuang dengan daya upayaku sendiri.
Janganlah aku meminta agar diselamatkan dari keterasingan tetapi agar dengan sabar melangkah menuju ke kebebasanku.
Janjikanlah padaku agar aku tidak menjadi seorang pengecut: Tidak hanya sanggup merasakan keagunganMu dalam keberhasilanku tetapi juga dapat merasakan genggamanMu di dalam kegagalanku.

Suatu sajak indah yang patut kita renungkan dalam menghadapi kesulitan kita sehari-hari. Yesus sendiri telah berkata kepada kita semua: “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” maka pantaskah kita hanya berkeluh kesah lalu meninggalkan Dia? Bukankah seharusnya “kita cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepada kita insan yang lemah ini?”

Aku memandang bayangan punggungnya yang perlahan menjauh. Aku melihat suatu tantangan hidup dibopongnya, suatu beban yang moga-moga mampu dihadapinya. Dan itulah sebabnya mengapa kita harus hidup terus. Mengapa kita harus berjuang terus untuk mencari dan menemukan kebenaran. Karena kita adalah umat Allah. Karena kita adalah saudara Tuhan. Karena Tuhan menyayangi kita, tidak tuli dan tidak pernah meninggalkan kita. Hanya Dia ingin iman kita terasah dengan baik agar kita mampu menjadi terang yang menyinarkan cahayaNya setiap saat.



A. Tonny Sutedja
Email: tonny_sutedja@yahoo.com

19.55

Jangan mudah menyerah


*Hari 1.*

Seorang cadel ingin membeli nasi goreng yang sering mangkal didekat rumahnya.
cadel: "bang, beli nasi goleng satu"
abang: "apa...?" (.....ngeledek.)
cadel: "Nasi Goleng!
abang: "Apaan...?" (.....Ngeledek lagi.)
cadel: "Nasi Goleng!!!"
abang: "ohh nasi goleng..."

Sambil ditertawakan oleh pembeli yang lain dan pulanglah si cadel dengan sangat kesal, sesampainya di rumah dia bertekad untuk berlatih mengucapkan "nasi goreng" dengan benar. Hingga akhirnya dia mampu mengucapkan dengan baik dan benar.

* Hari 2.*

Dengan perasaan bangga, si cadel ingin menunjukkan bahwa dia bisa mengucapkan pesanan dengan tidak cadel lagi.
cadel: "bang...,saya mau beli NASI GORENG, bungkus!!!"
abang: "ohh...pake apa?"
cadel: "...pake telol..." (Sambil sedih...)
Akhirnya kembali dia berlatih mengucapkan kata "telor" sampai benar.

* Hari 3.*

Untuk menunjukkan bahwa dia mampu, dia rela 3 hari berturut-turut makan nasi goreng
cadel: "bang..., beli NASI GORENG, Pake TELOR!!! Bungkus!"
abang: "ceplok atau dadar ?"
cadel: "dadal..."
Dengan spontan. Kembali dia berlatih dengan keras.

* Hari 4.*

Dengan modal 4 hari berlatih lidah hari ini dia yakin mampu memesan dengan tanpa ditertawakan.
cadel: "bang...beli NASI GORENG, Pake TELOR, di DADAR!"
abang: "hebat kamu 'del, udah nggak cadel lagi nich, harganya Rp.2500, del."

si cadel menyerahkan uang Rp.3000 kepada si abang, namun si abang tidak memberikan kembaliannya, hingga si cadel bertanya:
cadel: "bang.., kembaliannya?"
abang: "oh iya, uang kamu Rp.3000, harganya Rp.2500, kembalinya berapa del?", sambil senyum ngeledek.
Si cadel gugup juga untuk menjawabnya, dia membayangkan besok bakal makan nasi goreng lagi. Tapi akhirnya dia menjawab:"...GOPEK...!!!" Sambil tersenyum penuh kemenangan.

* Moral Cerita *:
INTI DALI CELITA INI ADALAH HIDUPLAH TELUS DENGAN PENUH PELJUANGAN !!
JANGAN MENYELAH YACH !!

19.46

The Bell

This bell is who we are... Amazing!!

THE BELL
I KNOW WHO I AM
I am God's child (John 1:12)
I am Christ's friend (John 15:15)
I am united with the Lord(1 Cor. 6:17)
I am bought with a price(1 Cor. 6:19-20)
I am a saint (set apart for God). (Eph. 1:1)
I am a personal witness of Christ (Acts 1:8)
I am the salt & light of the earth (Matt.5:13-14)
I am a member of the body of Christ(1 Cor 12:27)
I am free forever from condemnation ( Rom. 8: 1-2)
I am a citizen of Heaven. I am significant (Phil.3:20)
I am free from any charge against me (Rom. 8:31-34)
I am a minister of reconciliation for God(2 Cor.5:17-21)
I have access to God through the Holy Spirit (Eph. 2:18)
I am seated with Christ in the heavenly realms (Eph. 2:6)
I cannot be separated from the love of God(Rom.8:35- 39)
I am established, anointed, sealed by God (2 Cor.1:21-22)
I am assured all things work together for good (Rom. 8: 28)
I have been chosen and appointed to bear fruit (John 15:16)
I may approach God with freedom and confidence (Eph. 3: 12)
I can do all things through Christ who strengthens me (Phil. 4:13)
I am the branch of the true vine, a channel of His life (John 15: 1-5)
I am God's temple (1 Cor. 3: 16). I am complete in Christ (Col. 2: 10)
I am hidden with Christ in God (Col. 3:3). I have been justified (Romans 5:1)
I am God's co-worker (1 Cor. 3:9; 2 Cor 6:1). I am God's workmanship( Eph. 2:10)
I am confident that the good works God has begun in me will be perfected (Phil 1: 5)
I have been redeemed and forgiven (Col. 1:14). I have been adopted as God's child(Eph 1:5)
I belong to God
Do you know
who you
are!?


Keep this bell ringing...pass it on:)

"The LORD bless you and keep you;
the LORD make His face shine upon you
and be gracious to you;
the LORD turn His face toward you
and give you peace."
Numbers 6:24-26

GOD BLESS YOU AND KEEP YOU

19.38

AKU ADALAH AKU

AKU ADALAH AKU

BIARLAH ....
YANG ASAL MENJADI AKARNYA
POHON TETAP ADALAH POHON
DAN...
AKU ADALAH AKU
YANG TERCIPTA DARI DARAH DAN DAGING
...DARI NAFAS DAN HATI
...DARI JIWA DAN ASA
KARENA KEMURAHAN ILAHI


KU BERANJAK KARENA NIATKU
KU BERLAYAR KARENA GIGIHKU
BIARLAH ANGIN DAN MENTARI
MENGHEMPASKU...
MENGGODAKU...
NAMUN
AKU ADALAH GAMBARAN CIPTA-KU
DAN AKU TETAP BERJALAN
DALAM TAPAK-TAPAK JUANG
DALAM JEJAK-JEJAK DERITA
DAN DALAM BINGKAI KEBAIKAN



BIARLAH...
DUNIA TETAP MENGGERUTU
NAMUN
AKU TETAP MEMPERTAHANKAN
DERU NAFASKU
DARI IBLIS DAN DARI DOSA
BIARLAH...
MEREKA MENCACI MAKI LANGKAHKU
NAMUN AKU TETAP BERTOPANG PADA SATU YANG ILAHI
BIARLAH...
ALGOJO MENYIKSA RAGA PENUH BILUR
NAMUN...
AKU TETAP MENATAP WAJAH SANG KHALIK
MENJALIN SATU IMAN YANG SUCI

AKU ADALAH AKU

BAUR SEGALA SIFAT DUNIA
GAMBARAN KASIH SEMESTA KUASA
DAN...
SOSOK YANG TERUS BERJUANG
MENEMPUH SAMUDRA
MEMBELAH DOSA
TUK MENGARAH PADA SATU YANG KEKAL
WALAU PELUH DARAH MENGUCUR

AKU ADALAH AKU
..............



VONY MULIANA SAPUTRA
Email: awdhrey@yahoo.com

19.32

Semangkuk Nasi Putih

Based on True story

Pada sebuah senja dua puluh tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang
kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir di depan sebuah rumah makan cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu di restoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk ke dalam restoran tersebut.

"Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih."
Dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan.

Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun, lalu menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya.

Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan sedang membayar berkata dengan
pelan : "Dapatkah menyiram sedikit kuah sayur diatas nasi saya."

Istri pemilik rumah berkata sambil tersenyum : "Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu bayar !"

Sebelum habis makan, pemuda ini berpikir :
"Kuah sayur gratis." Lalu memesan semangkuk lagi nasi putih.

"Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya." Dengan tersenyum ramah pemilik rumah makan berkata kepada pemuda ini.

"Bukan, saya akan membawa pulang, besok akan membawa ke sekolah sebagai makan siang saya !"

Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini
tentu dari keluarga miskin diluar kota , demi menuntut ilmu datang kekota, mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti.

Berpikir sampai disitu pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan kepada pemuda ini.

Melihat perbuatannya, istrinya mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini, hanya dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur disembunyikan di bawah nasi ?

Suaminya kemudian membisik kepadanya :

"Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk dinasinya dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung lain kali dia tidak akan datang lagi, jika dia ket empat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk bersekolah."

"Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya."

"Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku ?"

Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain.


"Terima kasih, saya sudah selesai makan." Pemuda ini pamit kepada mereka.
Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka.

"Besok singgah lagi, engkau harus tetap bersemangat !" katanya sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini besok jangan segan-segan datang lagi.

Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah kerumah makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus untuk bekal keesokan hari.

Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi.

* * * * *
Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus digusur, tiba-tiba kehilangan mata pencaharian dan mengingat anak mereka yang disekolahkan di luar negeri yang perlu biaya setiap bulan membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik.

Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor bonafid. "Apa kabar?, saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan, saya diperintah oleh direktur kami mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami, perusahaan kami telah menyediakan semuanya kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian kesana, keuntungannya akan dibagi 2 dengan perusahaan."

"Siapakah direktur diperusahaan kamu ? Mengapa begitu baik terhadap kami? Saya tidak ingat mengenal seorang yang begitu mulia !" sepasang suami istri ini berkata dengan terheran.

"Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami. Direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu. Yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya." Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul, setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses untuk kerajaan bisnisnya.

Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini, jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang.
Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya. Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata kepada mereka :
"Bersemangat ya ! Di kemudian hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok !"
Kebaikan hati dan balas budi selamanya dalam kehidupan manusia adalah suatu perbuatan indah dan yang paling mengharukan.